top of page

TENTANG BENAR-SALAH : INTERSUBJECTIVE REALITY.

  • Writer: Hizbul.
    Hizbul.
  • Aug 2, 2019
  • 2 min read

Jika kita melihat begaimana negara-negara di Eropa dan Amerka memperlakukan orang-orang LGBT, mereka cenderung untuk memperbolekan mereka. Namun ternyata berbeda dengan belahan bumi bagian timur seperti Indonesia masyarakatnya mengecam keras tindakan LGBT tersebut. Lebih dekat lagi di Papua orang berjalan di depanmu dengan menggunakan koteka akan terlihat biasa saja bagi orang papua itu sendiri. Namun coba saja kau gunakan itu di aceh, penolakan dari masyarakat bisa sangat keras. Bila kita melihat apa yang terjadi pada dua kelompok yang saya bandingkan dan saya coba tanya, yang mana yang benar?

Yang mana yang salah?

Yang mana yang merupakan kebenaran?

Lebih jauh lagi, apa itu kebenaran?

Kita selalu menghakimi pilihan orang lain dengan cap-cap yang keras, padahal kita tidak tau apa itu sebenarnya kebenaran. Orang-orang menjastifikasi, meneriaki sesat kawan dari luar agamanya. Orang-orang di Amerka mendiskriminasi berdasarkan idiologi. Jadi mari kita konstruksikan pengetahuan anda soal apa itu kebenaran.

Benar dan salah bukan sesuatu yang ditentukan oleh perseorangan, melainkan yang ada hanyalah sesuatu yang “dibenarkan”. Dibenarkan artinya orang itu sendiri yang menentukan kebenaran itu. Dalam hal tersebut manusia menaruh label benar pada suatu objek berdasarkan pengalaman yang dia alami sehingga membentuk sesuatu yang disebut “cara pandang (perspective)” dalam mengimani sesuatu berdasarkan pikirannya sendiri itulah yang disebut sebagai Intersubjective Reality. Sehingga bisa kita artikan bahwa kebenaran subjectif atau Intersubjective Reality ini sendiri merupakan kebenaran berdasar pada persepsi orang yang mengimani. Intersubjective reality memiliki kekuatan untuk menyatukan manusia agar bisa bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tujuan bersama. Kita bisa menyebutnya mitos bersama, mitos yang disepakati bersama oleh suatu kelompok. Baca pula soal mitos bersama.

Jadi yang diperlukan dalam membangun kebenaran ini adalah apa yang kita sebut sebagai kesepakatan. kebenaran ini lahir dalam kelompok ataupun perseorangan dengan paham sama sehingga kebenaran ini hanya berlaku pada kelompok itu saja. Yang artinya orang yang berada diluar dari kelompok yang mengimani suatu kebenaran itu tidak akan melihat itu sebagai kebenaran. Contohnya seperti yang saya paparkan di awal negara-negara Eropa dan Amereka menerima LGBT berprilaku cenderung liberal dan egaliter jadi apa yang menjadi intersubjective yang dia pegang adalah berdasarkan falsafah-falsafah liberalisme dan egalitarianisme yang berpegang pada liberty atau kebebasan dengan menganggap orientasi seksual boleh saja tidak laki-laki dan perempuan atau bebas ingin menikah dengan siapa karena menganut asas kebebasan itu sendiri, berbeda dengan penolakan LGBT di Indonesia intersubjective yang dipegang adalah mayoritas muslim sehingga paham yang dipegang adalah orientasi seksual hanya ada 2 dan pernikahan hanya bisa dilakukan dengan padangan hetroseksual.

Gesekan sering terjadi antar fraksi-fraksi masyarakat terkait dengan perbedaan pandangan berdasarkan intersubjective masing-masing. Kemudian lebih jauh lagi konflik agama yang sering terjadi padahal agama termasuk pada kebenaran subjektif, keinginan memaksakan agama menjadi sesuatu yang no 1 akan mengekslusi apa yang orang lain anggap sebagai kebenaran mereka karena agama sendiri adalah apa yang diabsolutkan oleh orang-orang yang mengimaninya. Jadi apabila disebuah negara yang terdiri dari banyak spektrum agama dan tafsirnya yang berbeda-beda baru saja terbentuk lalu dalam pembentukan dasar hukum dan negaranya agama tertentu mengajukan agamanya menjadi dasar negara itu. Hal yang terjadi adalah terekslusinya hak dari agama lain. Jadi yang ingin saya beritahu adalah apa itu benar dan apa itu salah adalah sesuatu yang didasarkan pada perspective apa yang diimani seseorang maka dari itu berhenti untuk membenci apa yang menjad intersubjective reality dari orang lain

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2018 by cottoncandyz. Proudly created with Wix.com

bottom of page