top of page

PROTEKSIONISME PANGAN

  • Writer: Hizbul.
    Hizbul.
  • Feb 26, 2019
  • 3 min read

Mentri ekonomi dan energi german Peter Altmaie dalam The 16th Asia Pasific Conference of German Business (APK) mengatakan:

“Let’s form a global alliance in favor of market economy, this is what the world needs, not protectionism,” Altmaier said at the Asia-Pacific Conference on German Business in the Indonesian capital of Jakarta.

Sumber : https://www.reuters.com/article/us-german-economy-indonesia/german-economy-minister-calls-for-global-alliance-for-market-economy-idUSKCN1N70W0



Yang artinya “Mari membentuk aliansi global yang mendukung ekonomi pasar, inilah yang dibutuhkan dunia, bukan proteksionisme.” Dengan kata-katanya itu ia berniat membuka pasar bebas internesional. Hal ini merupakan hal yang berbeda dengan yang sering dipahami dalam ekonomi kita yang cenderung takut pada ekspor dan import. Dengan meningkatnya narasi anti asing dan aseng yang banyak dikaitkan dengan import. Beberapa hal yang bisa saya soroti dalam narasi kontestan pilpres tahun ini adalah apa yang manjadi cerminan berlawanan dengan pikiran Peter Altmaie, yaitu apa yang disebut sebagai proteksionisme pangan. Hal ini dapat dilihat dari narasi yang berkembang yaitu “berdikari” “sawasembada” “indonesia tidak import” dan “anti asing-aseng”.

Berdasarkan survey Deutsche Bank yang dilaporkan pada 9 Juni 2014 soal pilpres 2014 lalu dengan narasi politik serupa 56 persen dari investor yang disurvei mengaku akan menjual aset Indonesia. Sementara itu ada 13 persen yang akan membeli aset di Indonesia.


Lalu apakah proteksionisme itu akan berdampak baik pada masyarakat indonesia?


Proteksionisme adalah pengetatan terhadap perdagangan antar negara. Lalu apa dampaknya?. Masyarakat adalah orang-orang yang memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang ingin dibelinya dengan adanya proteksionisme pangan ini. Misalkan anda ingin membeli iphone import dari pasar internasional . Tapi pemerintah memaksakan anda untuk membeli iphone buatan lokal. Lalu anda tentu saja mencari pedagang lokal ternyata terdapat 1 penjual handphone anda tentu saja akan membeli di pedagang satu-satunya itu untuk memiliki handphone lalu ternyata karna hanya dia sendiri penjual handphone penjual itu akan monopoli dan mematok harga sebesar-besarnya. Hal ini pernah terjadi pada zaman soeharto sehingga menjadi The World’s All-Time Most Corrupt Leaders menurut majalah Forbes, dengan sumber laporan dari Transparency International, Global Corruption Report 2004. Selain itu apa yang terjadi pada trump ia mengatakan bahwa kebijakan proteksionismenya akan menghasilkan lapangan kerja yang tinggi namun kenyataanya tidak yang terjadi justru deadweight loss, atau unrecovered loss of social welfare (cari sendiri artinya gausa males).


Selain itu proteksionisme pada pangan bila benar-benar import pangan di stop maka masyarakat indonesia akan mengalami inflasi atau kenaikan harga pangan. Dilansir dari liputan6.com Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan “Tingginya harga disebabkan belum optimalnya pasokan bahan pokok tersebut,". Disitu bila narasi penutupan import benar-benar di tutup maka produksi dan demand tidak akan terpenuhi, harga benar-benar akan melambung. Indonesia perlu menjadi bagian dari mata rantai nilai (supply value chain), regional maupun global, untuk menurunkan biaya pengadaan komoditas pangan yang diperlukan. Secara sederhana dapat dijelaskan seperti misalkan anda berada pada satu rumah dengan pot berisi tubuhan padi anda menolak untuk membeli tetangga yang punya beras yang banyak sehingga mempu membuka toko, namun karena anda percaya bahwa pot berisi padi mampu menghidupi anda, tapi yang terjadi anda akan mati kelaparan karena produksi dari pot itu tidak sepadan dengan kebutuhan makan 3 kali sehari anda. Maka hal yang harus anda lakukan adalah membeli dan membuka perdagangan dengan tegangga anda yang memiliki produksi lebih baik dari anda. Bila di refleksikan dengan indonesia saat ini pemerintah seharusnya melonggarkan restriksi atau pembatasan perdagangan internasional. Dengan memanfaatkan Kerangka kerja sama yang sudah ada, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area agreement, dan berbagai perjanjian perdagangan bilateral lainnya, bukan dengan menutup import dengan narasi berdikari dan suasembada.


Jadi, jika kalian dengar pemerintah atau calon presiden berkoar-koar tentang tarif yang akan menyelamatkan ‘wong cilik’ dari kemelaratan itu hanyalah demagog. Proteksionisme juga dapat mengakibatkan distorsi pasar dan menurunnya efisiensi alokatif – Aurelia Vizal

 
 
 

Recent Posts

See All

Comentários


Post: Blog2_Post
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2018 by cottoncandyz. Proudly created with Wix.com

bottom of page